JAKARTA Modifikasi perangkat pengereman memang jadi salah satu tren di dunia sepeda motor. Namun modifikasi yang dilakukan pada dasarnya harus menimbang sisi keselamatannya juga, tidak hanya untuk gaya. Upgrade pengereman yang biasa dilakukan oleh pemilik kendaraan roda dua seperti mengganti master rem, kaliper, kabel, dan cakram. Kaliini ada paketan modifikasi ubah rem belakang teromol jadi disc brake. Terdiri dari komponen kaliper, cakram dan master rem belakang berlabel Nissin. "Biasanya saya pakai dari copotan komponen Satria FU 150," buka Ujang pemilik bengkel. Teromol bawaan motor harus dibubut untuk memasang dudukan cakram. Hai anak yg udah bulukan, ga usah langsung belu baru buat adeknya. hehehesecara pandemi isi kantong bisa dihemat.Spec sepeda Family mi Sistemrem digunakan untuk menghentikan, mengurangi kecepatan, atau mengendalikan sepeda. Kali ini kita akan membahas tentang sistem rem cakram mekanik sepeda lagi. Sebelumnya Serba Sepeda pernah membahas topik ini di artikel " Perbedaan Rem Mekanik dengan Rem Hidrolik MTB ". Namun mari kita perdalam tentang rem mekanik di kesempatan ini. Apasaja yang harus diperhatikan? MASTER REM Yang biasa dikeluhkan para pengendara sepeda motor saat usia motor sudah cukup lama adalah feeling rem yang berubah. Dok. Otomotif Karet pelindung sobek menyebabkan stut cepat kotor, efeknya rem jadi keras dan seret Baca Juga: Aerox 155 Connected Bisa Pakai Cakram Belakang, Modal Rp 5 Jutaan Dok. Vay Tiền Trả Góp 24 Tháng. Jakarta - Teknologi pengereman sepeda motor terus berkembang seiring waktu. Setelah teromol, sistem pengereman yang saat ini dipakai sebagian besar motor produksi massal adalah cakram disc brake. Perlu diketahui bahwa rem cakram tidak selalu ungggul dibanding rem dari laman Drive Spark, teknologi rem cakram memiliki 5 keunggulan dan 4 kekurangan dibanding rem teromol. Apa saja?Keunggulan pertama, rem cakram lebih pakem dibanding rem teromol. Tingkat kepakeman rem cakram juga bisa mudah disesuaikan dengan mengganti kampas lebih tebal atau memasang dua cakram untuk meningkatkan daya pengereman. Kedua, rem cakram lebih efisien dalam membuang panas. Rem cakram yang terletak di luar memungkinkan pembuangan panas lebih optimal setelah terjadi gesekan antara cakram dengan kampas rem. Rem teromol lebih sulit membuang panas, karena posisinya di ketiga rem cakram adalah tidak cepat merusak roda. Pada sistem rem teromol, sepatu kampas rem terhubung langsung ke pegas, sehingga menimbulkan daya gesek yang besar. Efeknya, timbul panas berlebih dalam pelek sehingga bisa merusak roda secara bertahap. Hal itu tidak akan terjadi pada sistem rem lebih efisien membuang panas, rem cakram juga mudah dalam perawatan. Pemilik hanya perlu membersihkan piringan dan kampas dengan amplas. Sementara untuk membersihkan rem teromol, harus melepas seluruh komponen termasuk roda. Bentuknya yang unik membuat Vespa klasik tetap asik dengan kelebihan lainnya. Foto /carmudi Jakarta – Eksistensi Vespa yang telah bertahan sangat lama membawa daya tarik tersendiri di hati para scooterist. Tak hanya untuk dilihat saja tapi juga ditunggangi. Hal ini nyatanya tidak hanya berlaku untuk mereka yang berusia tua, tapi juga anak-anak muda jaman now’. Terkait hal itu, anak muda saat tengah dikepung motor-motor matic asal Jepang, menurut Bono, Ketua Harian Scooter Owner Group SOG Bogor, kebiasaan mereka mengendarai motor matic akan memberikan kesulitan sedikit saat mencoba Vespa lawas pertama kali. “Sekali mereka coba motor Vespa mungkin bisa kewalahan karena posisi rem yang ada di dek kanan,” katanya. Merunut kebiasaan berkendara motor matic, Bono pun menyayangkan budaya berkendara yang muncul. “Motor matic itu memang gesit dan praktis, tapi jadi bikin orang bisa gampang ugal-ugalan. Apalagi anak muda. Makanya, pakai Vespa biar tobat,” guraunya. Modifikasi Rem Cakram jadi Solusi Meskipun begitu, banyak anggota SOG juga yang merupakan anak-anak muda. Mulai dari mahasiswa hingga siswa SMA yang berusia 17 tahun sudah memiliki SIM. Mereka tertarik mengendarai Vespa lawas karena cerita para orang tua mereka, atau dari segi kenyamanan yang memang mereka rasakan saat mengendarai skuter legendaris tersebut. Perbandingan rem depan Vespa cakram kiri dan tromol kanan. Foto /carmudi. “Tapi biasanya mereka bikin modifikasi lagi di rem depan. Rem Vespa itu harus hati-hati menggunakannya, karena tidak sepakem motor Jepang. Namanya anak-anak, mereka tetap ingin yang praktis. Maka itu mereka memodifikasi rem depan Vespa dengan cakram,” terangnya. Modifikasi rem cakram depan Vespa lawas memang bisa dan sudah cukup biasa dikalangan scooterist. Seperangkat rem cakram biasanya didapatkan dari bengkel modifikasi di Bandung. Beberapa scooterist yang kebetulan ditemui di bengkel Bonovespa milik Bono ini mengakui kualitas modifikasi Bandung masih jauh lebih baik daripada di daerah lain. Untuk harganya, pihak bengkel enggan memberikan kisarannya. Modifikasi rem cakram depan diakui tidak ada pengaruh buruk untuk mekanisme Vespa-nya. Tak hanya rem depan saja, rem belakang pun bisa dimodifikasi dengan penambahan cakram. Proses modifikasinya pun tidak rumit, sama seperti motor matik mainstream lainnya. dol Post Views 3,751 Navigasi pos Dimas Hadi Memulai karir sebagai jurnalis otomotif sejak 2016 di Carmudi Indonesia. Sebelumnya aktif menulis bermacam esai sosial-budaya dan beberapa karya tulis lainnya sejak 2009. Email [email protected] SURABAYA, - Sistem pengereman jadi bagian yang vital dan harus selalu dalam kondisi prima. Sebab, kecelakaan dapat terjadi jika salah satu komponen pada sistem pengereman mengalami kerusakan. Salah satu bagian dalam sistem rem sepeda motor adalah piringan cakram rem. Piringan ini terhitung memiliki masa pakai yang hal itu memunculkan asumsi yang salah bahwa cakram rem tidak perlu dicek rutin kondisinya. Padahal, piringan cakram tersebut dapat bengkok, patah, bahkan pecah jika dipaksakan untuk digunakan saat kondisinya tidak lagi prima. Baca juga Viral Foto Motor Versus Sepeda, Ini Baiknya dari Sisi Safety Riding Ilustrasi piringan cakram besar Menurut Dwi Suwanto selaku Instruktur Service PT Surya Timur Sakti Jatim Yamaha area Surabaya, cakram rem juga memiliki masa pakai yang terbatas. Namun cara menghitung masa pakainya bukan dari jarak tempuh atau usianya. "Batas usia pakai cakram rem itu berdasarkan minimal ketebalannya. Segera ganti jika ketebalannya sudah melewati batas minimal supaya tidak terjadi cakram patah," kata Dwi saat dihubungi belum lama menambahkan, batas ketebalan minimal tiap model sepeda motor bisa berbeda-beda. Ia mencontohkan untuk Yamaha Nmax ketebalan minimal cakram depan 3,5 milimeter sementara yang belakang 4 milimeter. Maka dari itu para pemilik motor wajib tahu berapa batas minimal ketebalan cakram rem motor milik mereka masing-masing. Baca juga Terjadi Lagi Tabrakan Beruntun di Jalan Tol, Jangan Cuma Andalkan Skill Lubang pada piringan cakram sepeda motor Cara menghitung masa pakai dengan batas ketebalan minimal disebabkan karena usia cakram rem bisa berbeda meski model motornya sama. Jika pengemudi masih memakai kampas rem yang sudah aus dan kerap memaksakannya, jelas usia cakram rem lebih cepat berkurang. "Selama pakai kampas rem yang orisinil maka cakram akan lebih awet," ungkap Dwi menambahkan. Maka dari itu tidak disarankan untuk memasang kampas rem imitasi yang tidak jelas standar kualitasnya. Dengan menjaga cakram rem, maka masa pakainya akan lama sehingga pemilik kendaraan tidak banyak mengeluarkan dana ketika servis rutin. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. - Pengereman jadi salah satu perangkat vital yang berhubungan dengan keselamatan, sehingga harus bekerja dengan baik agar bisa mengurangi laju kendaraan. Perangkat rem, khususnya di model cakram terdiri dari banyak komponen, mulai dari cakram itu sendiri, kampas rem, kaliper, slang rem, hingga master rem. Bagi yang ingin meng-upgrade agar pengeremannya menjadi lebih pakem, biasanya karena rem bawaan motor memang kurang enak, atau kemampuan mesin sudah ditingkatkan. Nah upgrade rem ini ada tahapannya dari yang ringan sampai berat. Baca Juga GSX-R150 Pakai Livery Anniversary 100 Tahun, Bertebar Part Hedon Kece! Rangga/ Untuk membuat rem lebih pakem, bisa gunakan cakram aftermarket yang punya diameter lebih besar “Paling gampang ganti piringan berdiameter lebih besar. Udah pasti makin besar diameter, respons makin pakem, tapi makin berat bobotnya,” ujar Ergus Oei dari R59 Racing. Selanjutnya, bisa ganti slang rem bawaan yang material standarnya karet, menjadi braided alias yang pakai anyaman baja. “Tujuannya memastikan tekanan dari master rem diterima penuh di kaliper. Karena ketahanan slang rem kan terbatas, jadi kadang saat ditekan penuh piston kaliper gak maju lagi karena slang rem mengembang.” “Kalau kita ganti slang rem jenis braided, ibarat ganti selang pipa besi. Tekanan yang diberikan dari master rem dipastikan bisa mendorong piston kaliper secara penuh,” imbuh Benny Saputra owner One3 Motoshop. Baca Juga Yamaha R25 Dimodifikasi Futuristik, Pelek Bersinar, Fitur Canggih Istimewa Selang rem karet bawaan motor diganti dengan yang tipe braided, agar mampu menahan tekanan dari master rem Sepeda membutuhkan rem untuk memperlambat kelajuannya. Seringkali kita juga membutuhkan rem yang mampu menghentikan pergerakan sepeda dengan cepat supaya tidak terjadi kecelakaan. Sayangnya kebanyakan pengguna sepeda pemula tidak tertarik untuk mempelajari bagian-bagian dari rem. Mereka menganggap rem cukup dipasang begitu saja, tanpa perlu diatur sama sekali. Hasilnya rem pun tidak dapat berfungsi secara tidak sedikit pengguna yang mengaku kalau rem di sepedanya tidak bisa dipakai sama sekali. Penyebab utama timbulnya masalah ini sebenarnya sangat sederhana yaitu rem yang telah terpasang belum disetting. Benar sekali, rem pun harus diatur sedemikian rupa sesuai dengan kondisi sepeda agar dapat bekerja sebagaimana mestinya. Penyetelan rem ini dilakukan dengan mengencangkan atau mengendurkan baut penyusun bagian-bagian kali baut ini diubah daya cengkeramannya, kinerja rem pun turut berubah. Jadi Anda pun perlu menggunakan insting dan perasaan untuk menentukan settingan yang paling tepat. Coba Anda perhatikan rem di sepeda kesayangan Anda. Dapat Anda lihat bahwa rem tersebut terdiri atas beberapa bagian yang disambung menggunakan beberapa baut. Setidaknya, terdapat empat bagian utama dari rem sepeda yang memiliki peranannya Bagian-bagian Rem SepedaBerikut ini akan kami uraikan fungsi dari tiap-tiap bagian rem sepeda tersebut beserta cara pengaturannya yang benar!Brake Cable Anchor Bolt A adalah baut yang bisa Anda gunakan untuk mengatur kabel supaya jarak main lengan ayun V-brake dapat bergerak secara presisi dengan ban dan velg. Sehingga rem dapat diletakkan pada posisi semestinya serta tidak menggesek ban/velg. Usahakan setting jarak main lengan ayun V-brake ini tidak terlalu jauh dan tidak terlalu dekat. Anda bisa menyetel sampai didapatkan jarak main lengan ayun rem yang pas serta ketegangan kabel rem yang Shoes Bolt B merupakan baut yang berfungsi untuk mempermudah Anda dalam mengatur bagian Pad Shoes agar lurus dan searah dengan posisi velg/rims. Pastikan bagian ini langsung mencengkeram velg/rims begitu handle rem ditekan. Jangan sampai posisi Pad Shoes miring sebab hanya akan menggesek velg/rims, bukan menahannya. Baut ini bisa disetel dengan mengendurkan dan mengencangkannya sebanyak beberapa kali sampai didapatkan posisi pad shoes yang sejajar, rapi, dan presisi dengan bagian tepi velg/ Tension Crew C ialah baut untuk mengatur tingkat respons rem pada saat kita menekan tuas rem. Baut ini berpengaruh besar terhadap tegangan respons dorongan sesaat manakala tuas rem ditarik. Ada pabrik yang menggunakan baut berkepala plus untuk menahan bagian ini. Tetapi baut yang paling sering ditemukan adalah baut berkepala segienam yang bisa dibuka dan dipasang memakai kunci yang paling sering dialami pesepeda yaitu setting antara lengan ayun kanan dan kirinya tidak seimbang tatkala tuas ditarik. Biasanya hanya ada salah satu bagian lengan ayun yang bergerak, sedangkan bagian lainnya diam saja. Solusinya adalah bagian lengan ayun yang diam tersebut perlu diberi tegangan yang lebih dengan mengencangkan baut ini. Sebaliknya baut pada lengan ayun yang bergerak dapat dikendurkan sedikit. Lakukan penyetingan kedua baut ini sampai didapatkan hasil yakni ketika tuas rem ditekan maka kedua lengan ayun akan bergerak secara bersama-sama, kompak, dan inilah yang mempengaruhi suatu rem sepeda akan pakem atau tidak. Apabila kedua lengan ayun presisi dan seimbang, maka rem pun dipastikan akan pakem. Berbeda kasusnya jika hanya ada salah satu lengan ayun yang bergerak sedangkan lengan ayun yang lainnya diam, maka rem tersebut tidak akan pakem. Akibat lainnya yaitu permukaan shoes pad pun akan habis Tensioner D merupakan bagian dari rem sepeda yang bisa dipakai untuk menyetel ukuran kedalaman atau kedangkalan tuas rem. Rem yang terlalu sensitif biasanya dikarenakan posisi kabel terlalu dangkal sehingga perlu dikencangkan untuk membuatnya lebih kendur dan kedalamannya bertambah. Perlu diketahui bahwa bagian ini terhubung langsung dengan Brake Cable Anchor Bolt A. Sehingga bila Anda susah menemukan setelan yang pas, Anda juga harus mengecek setelan baut A tersebut. Bisa jadi terlalu kendur atau kekencangan.

modifikasi sepeda pakai rem cakram